Semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa salah satunya disebabkan oleh kebutuhan yang berkembang di masyarakat akan sesuatu yang lebih dari hanya sekedar pemenuhan kebutuhan dasar. Pengertian jasa yang pada mulanya hanya dinilai sesuatu yang tidak penting jika di bandingkan barang, lambat laun bergeser menjadi kebutuhan yang bisa dikatakan setara dengan kebutuhan akan produk fisik atau barang. Bahkan terkadang barang pun membutuhkan jasa tambahan untuk menjalankan fungsinya dengan baik sesuai dengan kualitas pelayanan harapan konsumen.
Menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan mengemukakan pengertian jasa adalah sebagai berikut:
“Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Jasa tersebut mungkin saja atau mungkin juga tidak terkait dengan suatu produk fisik”.
Berbeda dengan pendapat diatas Valerie A. Zeithaml dan mary Jo Bitner yang dikutip Buchari Alma yang lebih menekankan kepada nilai tambah, mengemukakan pengertian jasa adalah sebagai berikut:
“Jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk, dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah (seperti kenikmatan, hiburan, santai, sehat) bersifat tidak berwujud”.
Pernyataan diatas diperkuat oleh Fandy Tjiptono berpendapat bahwa “Jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk di jual”.
Diperjelas oleh Gronroos yang dikutip oleh Rambat Lupiyoadi dan A.Hamdani mengemukakan:
”Jasa adalah proses yang terdiri dari atas serangkaian aktivitas intangible yang biasanya namun tidak harus selalu terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa atau sumber daya fisik atau barang atau sistem penyediaan jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan”
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, menunjukan bahwa jasa merupakan aktivitas yang sifatnya intangible (tidak terlihat) yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain untuk memuaskan pelanggan, dimana dalam proses produksinya bisa menggunakan produk fisik atau tidak, serta tidak menimbulkan pemindahan hak milik. Selain itu jasa tidak dapat dipisahkan karena diproduksi dan dikonsumsi pada saat itu juga.
Karakteristik Jasa Berbeda Dengan Produk Fisik
Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengna produk barang menurut Griffin dalam Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, yaitu:
Tidak berwujud (Intangibility) => Jasa tidak dapat dilihat ,dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tak berwujud yang dialami konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau kenyamanan.
Tidak dapat disimpan (Unstorability) => Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan.Karakteristik ini disebut juga inseparability (tidak dapat dipisahkan), mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan.
Kutomisasi (Customization) => Jasa sering kali didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Istilah Consumer (pembeli) digunakan untuk pembeli produk fisik, sedangkan Customer (pelanggan) digunakan untuk jasa. Ada beberapa jenis usaha yang menamakan pelanggannya berbeda, misal nasabah pada bank yang sebenarnya istilah lain dari “customer”.
4 Karakteristik Sifat Pokok Pengertian Jasa
Berbeda dengan pendapat Griffin, menurut Fandy Tjiptono menyatakan bahwa ada empat karakteristik pokok jasa yang membedakannya dengan barang. Keempat karakteristik tersebut meliputi :
Tidak berwujud (Intangibility)
Jasa bersifat Intangibility, yang artinya tidak dapat dilihat, dirasakan, dicium, atau didengar sebelum dibeli. Komsumen tidak dapat menilai hasil dari jasa, sebelum ia menikmati sendiri, untuk mengurangi dari adanya ketidak pastian tersebut, biasanya konsumen cenderung untuk memperhatikan dari tanda atau bukti dari kualitas jasa, seperti : tempat, orang, peralatan, symbol-simbol dan harga yang diberikan.
Tidak Terpisahkan (Inseparability)
Jasa umumnya diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan dan biasanya konsumen hadir dalam proses tersebut. Interaksi antara penyedia jasa dan konsumen tidak dapat dipisahkan dan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa dimana keduanya mempengaruhi hasil atau (outcome) jasa tersebut.
Bervariasi (Variability)
Jasa bersifat sangat variable (beragam), artinya banyak variasi bentuk kualitas dan jenisnya, tidak ada jasa yang indentik antara yang satu dengan yang lainnya, ada tiga faktor yang menyebabkan timbulnya variabilitas jasa, diantaranya : kerja sama atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa, moral atau motisivasi karyawan dalam melayani konsumen, beban kerja perusahaan.
Tidak tahan lama (Perishability)
Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan, kondisi demikian tidak akan jadi masalah jika permintaannya konstan. Tetapi dalam kenyataannya permintaan konsumen akan jasa pada umumnya sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh factor musiman sehingga perusahaan perlu menganalisis dan mengevaluasi kapasitas guna menyeimbangkan antara penawaran dan permintaan jasa yang dihasilkan.
Penentuan standarisasi harga pada jasa lebih sulit dilakukan jika dibandingkan produk fisik. Pengertian jasa bervariasi, tidak sama di berbagai aspek menjadikan sulitnya menentukan harga.
Klasifikasi Jasa
Menurut Convekse yang dikutip oleh Buchari Alma, jasa dapat diklasifikasikan kedalam lima bagian, yaitu:
- Jasa untuk keperluan pribadi (personalized Service). Jasa sangat bersifat personal, yang tidak dapat dipisahkan dari orang yang menghasilkan jasa tersebut. Oleh sebab itu pelayanannya harus langsung ditangani sendiri oleh produsennya. Pemakainan perantara dalam hal ini tidak praktis.
- Jasa Keuangan (Financial Services). Jasa keuangan terdiri dari banking services, insurance service dan investment security.
- Jasa Transportasi dan Perusahaan Umum (Publicity and Transportation Services). Perusahaan pelayanan umum memiliki monopoli secara ilmia Misalkan perusahaan listrik, dan air minum. Para pemakainya terdiri dari konsumen lokal, perkantoran, dan perdagangan. Sedangkan dalam jasa transportasi adalah meliputi angkutan bus, kendaraan umum dan pesawat udara.
- Jasa Hiburan (Entertainment Service). Adalah perusahaan yang bergerak dalam jasa hiburan seperti bioskop, radio, televise, gedung olah raga dan usaha pertunjukan atau hiburan lainnya.
- Jasa Hotel (Hotel Service). Hotel bukanlah suatu obyek pariwisata melainkan salah satu sarana dalam bidang kepariwisataan, maka hotel perlu mengadakan kegiatan bersama dengan tempat-tempat rekreasi, hiburan, travel dan biro wisata untuk menunjukan sesuatu yang khas dari obyek wisata agar dapat menjadi daya tarik dari daerah yang bersangkutan.
Dimanakah Letak Jasa Pembuatan Website ?
Jasa pembuatan website umumnya b2b (business to business) bukan b2c (business to costumer), meskipun ada beberapa menyebutkan website pribadi tetap saja diperuntukan untuk umum, agar bisa dilihat orang lain. Lebih tepatnya jasa pembuatan website juga sejenisnya bisa ditempatkan pada jasa untuk keperluan pribadi.
Tiga Jenis Pemasaran Jasa dalam Industri Jasa
Melihat dari kerumitan yang dialami oleh perusahaan jasa terhadap bauran pemasaran jasa, maka menurut Kotler yang dialihbahasan oleh Benyamin Molan menyatakan bahwa: ”Pemasaran jasa tidak hanya dibutukan pemasaran eksternal, tetapi juga pemasarn internal dan interaktif / informasi dua arah”. ada tiga jenis pemasaran dalam industri jasa yaitu:
Pemasaran Eksternal
Mengambarkan pekerjaan normal yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyiapkan, memberi harga, mendistribusikan dan mempromosikan jasa itu kepada pelanggan.
Pemasaran Internal
Menjelaskan pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan untuk melatih dan memotivasi pegawainya agar melanyanin pelanggan dengan baik.
Pemasaran Interaktif
Mengambarkan keahlian pegawai dalam melayani iklan. Karena klien menilai mutu jasa bukan hanya berdasarkan mutu teknis, melaikan juga mlalui mutu fungsional dan juga penyedia jasa harus memberikan ”sentuhan tinggi” maupun teknologi tinggi.